Suster Binal



Sr.Florentine yang berusia 39 tahun adalah seorang suster dengan badan sintal  dan  sensual. Karena tubuhnya cukup pendek (155  cm)  maka  ia kelihatan sedikit gemuk. Sikapnya yang agak genit ditambah lagi dengan ukuran   pingulnya   yang  aduhai  dapat  membuat   para   pria   yang menghadapinya  salah tingkah. apalagi payudaranya yang berukuran  36B, tampak  indah membusung di balik baju putihnya, membuat  jantung  para pria  berdebar keras saat menatapnya. Jadi meskipun kulitnya  berwarna coklat  gelap,  hal itu tidak mengurangi sensualitasnya.  Cerita  seru akan menyajikan ceritaseru ini untuk anda. 
Semasa  kuliahnya Sr.Florentine pernah menonton film biru dan  membaca beberapa  buku porno. Pada masa awalnya sebagai suster,  Sr.Florentine pernah  satu kali melakukan hubungan seksual dengan murid  di  sekolah tempatnya mengajar. Hilangnya keperawanan itu begitu membekas sehingga dia  kerap  merindukan  saat-saat  menggairahkan  itu.  Sayang  sekali muridnya  itu telah pindah jauh ke luar kota. Sebagai  seorang  suster yang  tidak boleh menikah dan tidak diperbolehkan  melakukan  hubungan seksual, perbuatan Sr.Florentine itu tentu saja merupakan  pelanggaran yang  sangat  berat. 
Tapi selain Sr.Florentine dan muridnya  itu,  tak seorangpun tahu mengenai aib itu. Untunglah Sr.Florentine tidak sampai hamil  karenanya. "Ah.... toh cuma sekali saja, yang penting  sekarang aku  tidak  pernah  melakukannya  lagi",  begitu  pikir  Sr.Florentine tatkala  ingatan  tentang  hubungan  seks  pertamanya  itu   terbayang kembali. Sikap Sr.Florentine yang seolah menantang dan menggoda para pria  yang bertemu dengannya itu sebenarnya dimaksudkan untuk mengakrabkan  diri, agar  tidak dianggap sebagai suster yang angkuh dan sombong. 
Di  saat- saat  yang  memerlukan  pertimbangan dan  pengambilan  keputusan  yang sulit,  Sr.Florentine  tetap menjaga sikap  tegasnya  sebagai  seorang suster.  Namun  sikap Sr.Florentine itu ditangkap lain  oleh  4  orang pemuda  yaitu Arnold, Wiro, Roy dan Tono. Keempat pemuda  itu  sepakat untuk  menculik dan memperkosa Sr.Florentine. Tempat untuk  itu  sudah dipersiapkan,  sebuah vila di tengah-tengah kebun teh yang  terpencil. Jarak  dari  villa tersebut ke desa terdekat  kira-kira  6  kilometer. Sebuah  tempat ideal untuk bermain seks, apalagi hawa daerah itu  yang cukup  dingin  dianggap  cocok  untuk  berhangat-hangat  dengan  tubuh Sr.Florentine yang sintal itu. Di  pagi  hari yang masih dingin, Sr.Florentine berjalan  dari  gedung biara  ke  gedung  sekolah tempatnya  mengajar,  yang  letaknya  tidak terlalu  jauh.  Karena hari masih sangat pagi, jalanan sepi.  
Hal  ini dimanfaatkan  oleh keempat pemuda itu yang sudah  mengamati  kebiasaan Sr.Florentine  selama  beberapa waktu. Tiba-tiba sebuah  mobil  dengan pintu  tengah  model geser berhenti mendadak,  memepet  Sr.Florentine. Sr.Florentine  yang terkejut tak sempat bereaksi apa-apa  saat  Arnold dan Wiro melompat turun dan menyeretnya masuk mobil. Dalam mobil,  Roy telah  menyiapkan chloroform yang dibekapkan ke  mulut  Sr.Florentine. Tanpa   sempat  menjerit,  Sr.Florentine  langsung   pingsan   terbius chloroform.  Tono yang mengemudikan mobil itu langsung tancap  gas  ke villa yang telah mereka persiapkan. 
Sesampai di villa mereka mendudukkan Sr.Florentine di kursi rendah dan mengikat  tangannya di belakang sandaran kursi itu. Payudara  di  dada Sr.Florentine  yang  naik  turun seiring napasnya  itu  makin  membuat mereka  bernafsu.  Mereka telah sepakat  membagi-bagi  'jatah'.  Jatah pertama  untuk  urusan  'karaoke'  atau oral  seks  adalah  Roy.  Wiro kebagian  penetrasi  vagina pertama, sedangkan Arnold  yang  merupakan pemimpin di antara mereka bertugas melucuti pakaian Sr.Florentine.  Ia juga mendapat kehormatan sebagai yang pertama menikmati dan  menjilati payudara  serta  vagina  Sr.Florentine. Tono  sendiri  kebagian  jatah menggarap mulut dan leher Sr.Florentine. Pukul 07:22 Sr.Florentine  tersadar  dari  pingsannya.  
Perlahan-lahan  ingatannya pulih dari pengaruh chloroform, begitu pula tenaganya berangsur-angsur kembali  seperti  sediakala. Menyadari dirinya  diikat,  Sr.Florentine meronta,  tapi  ikatan  itu  terlalu  kuat.  Sia-sialah  ia   meronta. Sr.Florentine  melihat  ke  sekeliling ruangan tempat  ia  diikat.  Ia ditempatkan di ruangan berukuran besar. Pintu ruangan itu tertutup dan terletak agak jauh di sisi kirinya. Di tengah ruangan, terhampar kasur tebal  yang  juga berukuran besar. Ia diikat di sebuah  kursi  rendah. Kira-kira  4 meter di depannya ada sebuah kursi lain yang  jauh  lebih tinggi  daripada kursi tempatnya diikat. Ia heran karena belum  pernah melihat kursi setinggi itu dan juga tidak tahu apa gunanya. Pukul 07:24 Sr.Florentine  tersentak terkejut karena tiba-tiba pintu  ruangan  itu membuka dan masuklah 4 orang pemuda berbadan kekar. 
Keempat pemuda itu dikenalnya,  karena beberapa kali pernah bertemu. Yang  lebih  membuat Sr.Florentine  terkejut  lagi adalah karena keempat pemuda  itu  dalam keadaan telanjang bulat. Penis mereka mengacung tanda birahi. Semuanya berukuran besar. Paling panjang adalah milik Arnold, panjangnya  kira- kira  25 cm dan berdiameter 8 cm. Namun penis Wiro, Roy dan  Tono  pun panjang. Rata-rata panjangnya mencapai 20-an cm dan diameternya 5  cm. Keempat  pemuda itu menyeringai nakal. "Halo,  Suster....menggairahkan sekali  bukan,  suasana pagi ini ?" begitu sapa  Arnold  sambil  terus menyeringai. "MAU APA KALIAN ?   LEPASKAN SAYA !!" Sr.Florentine masih mencoba  meronta. "Hmmm..... jangan pura-pura alim deh,  Suster  tentu tahu  apa  yang kami mau. Suster akan kami  ajari  beberapa  permainan menyenangkan yang takkan pernah Suster lupakan" giliran Wiro bersuara. Keempat  pemuda itu terbahak-bahak mendengar perkataan  Wiro.  
Jantung Sr.Florentine  berdebar keras. Ia sadar dirinya akan  jadi  'santapan' keempat  pemuda telanjang itu. Ia sadar, dirinya takkan mampu  melawan mereka. "Jangankan melawan keempatnya, melawan seorang saja aku  belum tentu  mampu",  demikian  pikirnya kalut. "Arnold,  LEPASKAN  SAYA  !!  KALAU  TIDAK SAYA AKAN BERTERIAK-TERIAK SAMPAI  TETANGGA  MENDENGARNYA !!"  "Ha...ha...ha... silakan berteriak, kita berada di  tengah  kebun teh yang sepi. Jarak terdekat ke rumah orang kira-kira 6 kilometer  !" Arnold berkata sambil tertawa. Pukul 07:26 Sr.Florentine  makin  panik  mendengar  hal  itu.  Ketakutannya   kian terbukti.  Dirinya  akan diperkosa beramai-ramai oleh  keempat  pemuda itu.  Ia  terus meronta-ronta hendak melepaskan  diri.    "Lebih  baik melawan  daripada menyerah sama sekali. Jika aku  diperkosa,  setidak- tidaknya    aku   sudah   melawan",   begitu   pikir    Sr.Florentine. 
"Ha...ha...ha...  rontaanmu  sungguh menggairahkan,  Suster  !    Ayo, teman-teman,  kita mulai !!" seru Arnold. Mereka menarik kursi  tinggi yang  tadi  dilihat Sr.Florentine, sehingga tepat  berada  di  hadapan Sr.Florentine.  Kursi  itu memang dibuat untuk  tujuan  khusus,  yaitu sebagai sarana 'karaoke paksa' bagi korban-korban keempat pemuda  itu. Roy  duduk  di atas kursi tinggi itu dan memegang  rambut  dan  kepala Sr.Florentine  yang masih terbungkus slayer (kerudung  penutup  kepala bagi  suster-suster) hingga tidak dapat bergerak.   "Ayo  kulum  punya saya,  Suster  !   Cicipi sarapanmu pagi ini:  kontol  split,  variasi seksual dari banana spilit, ha...ha...ha..." sambil berkata begitu Roy menarik  kepala  Sr.Florentine. Ia memajukan penisnya  mendekati  muka Sr.Florentine  sambil  menjepit  hidung  Sr.Florentine  untuk  membuat Sr.Florentine membuka mulutnya. Ketika  Sr.Florentine  kehabisan  nafas  dan  membuka  mulutnya  untuk menghirup udara, Roy mendorong penisnya ke dalam mulut  Sr.Florentine. 
Laki-laki  itu berhenti begitu bibir Sr.Florentine telah melingkar  di penisnya dan mulai mendorong dan menarik kepala Sr.Florentine.  Kepala Sr.Florentine  bergerak  maju dan mundur terus  menerus.  Saat  kepala penis  itu  masuk ke tenggorokannya Sr.Florentine tersedak,  tapi  Roy tetap  mendorong  hingga  kepala  penis  itu  masuk  lebih  dalam   di tenggorokan  Sr.Florentine. Sr.Florentine dipegangi agar tak  bergerak dengan  penis  yang terbenam hingga tenggorokannya,  sementara  mereka berbicara  satu sama lain. "Enak, lho ! Hangat-hangat empuk  !    Tapi gua pikir dia musti banyak berlatih soal beginian." kata Roy. "Mungkin dia  belon pernah pake mulutnya buat karaoke. Gimana,  Suster?"  tanya Wiro  penuh  nafsu.   "Bisa nggak makan  kontol  split,  Sr.Florentine sayang?" tanya Arnold. "Terang aja dia bisa !   
Mulutnya nggak  dipake buat makan nasi doang tau?! Liat aja, punya gua dijepit sama bibirnya, kan?" kata Roy. Tangan   Roy  kemudian  menjambak  rambut  Sr.Florentine   dan   mulai menggerakannya  lagi  dengan kasar membuat penisnya  kembali  bergerak keluar  masuk  di  mulut Sr.Florentine. Semua  orang  dapat  mendengar erangan Sr.Florentine yang terdengar setiap kali penis itu masuk  jauh ke  tenggorokannya.  Ketika Roy akan mengalami  ejakulasi  ia  menarik kepala  Sr.Florentine hingga terbenam dalam-dalam di  rimbunan  rambut kemaluannya.   Sperma   langsung  menyembur  keluar   memenuhi   mulut Sr.Florentine.  
Dan  dari  sudut mulut  Sr.Florentine  sperma  menetes keluar,   mengalir   turun,   menggantung   di   dagu   Sr.Florentine.  "Aaaaaaggghhhhh....... enak, Suster !   Terus telan semua sperma saya, kalo  nggak,  saya  bakal  terus menekan  kepala  Suster  kaya  gini!" Kemudian Roy mulai bergerak lagi. Sperma terus mengalir keluar,  jatuh dari  leher  Sr.Florentine  ke  atas  pakaian  putih  yang   dikenakan Sr.Florentine.   Ketika  akhirnya  ia  menarik  penisnya  dari   mulut Sr.Florentine,  Sr.Florentine megap-megap menarik nafas  dan  tersedak saat  berusaha  menelan  sisa  sperma  yang  masih  ada  di  mulutnya. Sr.Florentine  sendiri  lunglai  tak  berdaya  setelah  baru  saja  ia mengalami  shock,  merasakan sperma yang disemburkan  masuk  ke  dalam mulutnya.    
Pelan  tapi  pasti Arnold  membuka  kancing-kancing  baju Sr.Florentine. Begitu kancing-kancing yang terletak di bagian dada itu terbuka,  tampaklah  dua payudara montok membulat yang  terbungkus  BH putih berenda. Puting susu Sr.Florentine tampak menonjol dari balik BH yang  tipis  itu. Arnold mengecup dan mencaplok  (menyupang)  payudara Sr.Florentine  dengan bibirnya, satu demi satu. Kiri, lalu  kanan.  Ia sengaja  tidak  mengulum putingnya, menyisakan  kenikmatan  itu  untuk tahap  selanjutnya. Meskipun payudara Sr.Florentine  masih  terbungkus BH,  namun  Arnold  dapat  merasakan  ketegangan  yang  timbul  akibat rangsangannya.  "Aah, Suster, kau punya payudara  yang  menggairahkan" kata Arnold kagum. "LEPASKAN, BANGSAT!!   LEPASKAAAAAAANN!!"  "Tenang, Suster...... kami akan buat Suster menikmati dan ketagihan seks!" kata Tono.  Tanpa diduga Sr.Florentine, Arnold  menghentikan  'serbuannya'. kini  giliran  Wiro duduk di kursi tinggi itu. S
ama  seperti  Roy,  ia menyodorkan penisnya untuk dikaraoke oleh Sr.Florentine. Bedanya, Tono menahan  ejakulasinya. Ia bertekad menghemat spermanya  untuk  session berikutnya. Begitu hendak ejakulasi, posisinya digantikan oleh Arnold, lalu kemudian oleh Wiro. Mereka berdua pun sama seperti Tono,  menahan ejakulasi  untuk tahap perkosaan selanjutnya. Menyimpan  sperma  untuk kenikmatan berikutnya. Pukul 08:45 Kursi tinggi itu disingkirkan dari hadapan Sr.Florentine. "Nah, Suster manis,  sekarang  gantian,  ya. Kami pun ingin  sarapan.  Gimana  kalo Suster  sediakan omelettte vagina ?   Ha...ha...ha..." Arnold  tertawa sambil berjongkok di depan Sr.Florentine, lalu melucuti rok bawah  dan celana  dalam Sr.Florentine.   Usaha itu harus dibantu oleh  Wiro  dan Tono   yang   masing-masing  memegangi  kaki   Sr.Florentine,   karena Sr.Florentine   tak  hentinya  meronta  dan   menggeliat.   
Sebenarnya Sr.Florentine   sudah   mulai  terangsang  ketika   Arnold   menggarap payudaranya. "Celaka!!    Arnold  membuatku terangsang,  padahal  payudaraku  masih terbungkus  BH. Apa jadinya kalau aku sudah telanjang ??    Aku  harus terus melawan. Aku takkan pasrah begitu saja!!" Sr.Florentine berpikir dengan panik bercampur cemas. Setelah rok bawah dan celana dalam Sr.Florentine terlucuti,  tampaklah vagina  Sr.Florentine  yang berwarna kemerahan dan  ditumbuhi  sedikit bulu-bulu halus. Tanpa ragu Arnold menggarap vagina itu.  Pertama-tama ia  menciumi vagina itu, lalu sedikit demi sedikit mulutnya  menyeruak masuk  ke bagian dalam. Lidahnya mencari-cari clitoris  Sr.Florentine. Begitu  ditemukan,  clitoris itu dijilat dan dikulumnya  dengan  penuh nafsu. "Hhmm.....mmnnyemm...ccp...sluuurppp" Arnold dengan bernafsu menyantap clitoris Sr.Florentine. 
Ia sama sekali tidak mengacuhkan Sr.Florentine yang merintih dan memohon agar semuanya ini dihentikan. "AAAAAGGHHH.......STOP.....SSSSTTOOOPPPP......ARRRNNNOOLLLD,     TTO.. TTOOLONGG   SS... SSSTOOPPP............. ADUUUUUHHH............ HHE... HENTIKAAAAN, OOOHHHH.... HHE.. HHENTTIKAAAAAN!!!!" "Alaaa, Suster...... bilang aja enak, gitu.... Emangnya kalo udah enak kaya gini, Suster mau berhenti ?"   tanya Tono gemas. "AAAAGGHHH......  ENAK  ATAU TIDAK, SAYA TIDAK  MAU  INI  DITERUSKAN!!  TOLONG  JANGAN RANGSANG SAYA TERUS!!" Sedetik  kemudian  Sr.Florentine sadar bahwa ia kelepasan omong !! "Ah, jadi Suster sudah terangsang, ya ?   Hei, ayo kita rangsang terus sampe dia nyerah!!" Wiro berkata dengan penuh semangat. Sementara itu dari arah samping, Roy menggarap payudara  Sr.Florentine yang  masih  terbungkus BH. Sr.Florentine menjerit  putus  asa  ketika Arnold  meningkatkan volume serangannya. 
Kini ia juga  menggigit-gigit clitoris  Sr.Florentine,  sehingga tak ayal lagi  Sr.Florentine  makin mengggelinjang-gelinjang.    Jeritan Sr.Florentine teredam  oleh  Tono yang  mengulum  bibirnya dengan penuh nafsu. Aksi Tono tidak  di  situ saja,  melainkan juga menggarap leher Sr.Florentine. ia  menyupangnya, menjadikan  leher  Sr.Florentine penuh bekas kemerahan.  Tono  kembali mengulum  mulut  Sr.Florentine dalam  mulutnya.  Lidahnya  menjelajahi mulut  Sr.Florentine dengan penuh nafsu. Sementara  itu  Sr.Florentine tak   hentinya   meronta.  Rontaannya  seolah  terbagi   dua,   hendak menghentikan  perkosaan ini tapi juga menikmati gairah birahinya  yang kian  memuncak.  Vagina  Sr.Florentine sudah basah  oleh  cairan  yang keluar dari kelenjar seksualnya. Ia kini tak dapat memungkiri lagi. Ia tahu,  keempat pemerkosanya pun tahu, bahwa kini  Sr.Florentine  sudah terangsang. Pukul 09:01 Arnold  mengentikan 'sarapan'-nya dan posisinya digantikan  oleh  Roy. Posisi Roy yang menggarap payudara Sr.Florentine digantikan oleh  Wiro yang  juga sudah tak sabar lagi mencicipi tubuh Sr.Florentine.  
Arnold tersenyum   melihat   teman-temannya  begitu   bersemangat   menggarap Sr.Florentine. Bergantian mereka menyantap vagina Sr.Florentine sampai mereka puas. Pukul 09:49 Sr.Florentine lunglai....... ia kelelahan merasakan kenikmatan  gairah yang timbul akibat rangsangan pada payudara dan vaginanya. "Aduh.....  payudaraku masih terbungkus BH dan mereka belum  melakukan penetrasi,  tapi  aku  sudah begini  terangsang.  Apa  jadinya  nanti?  Bagaimana  jika  aku 'kalah' ?   Haruskah aku  menyerah  pada  mereka?  Tidak...tidaaaaakkk!!"  Sr.Florentine berpikir makin kalut.  Ia  cemas atas  nasibnya  di  tangan  keempat pemuda ini.  Ia  malu  jika  harus mengakui 'kekalahannya' ini. Pukul 09:50 Belum  sempat Sr.Florentine pulih dari kelelahannya, Arnold  dan  Wiro melepaskan Sr.Florentine dari ikatannya. 
Mereka menyeret Sr.Florentine dan  menghempaskannya  ke kasur besar di lantai  tengah  ruangan  itu. Kesempatan  ini dipakai oleh Sr.Florentine untuk berusaha kabur,  tapi usahanya itu kandas ketika Roy dan Tono memegangi tangan dan  kakinya. Kedua  tangan Sr.Florentine direntangkan sambil terus  dipegangi  oleh Roy.  Tono  dan  Arnold  masing-masing  memegangi  kakinya  yang  juga direntangkan   lebar-lebar.   Wiro  mulai   merendahkan   dan   hendak menelungkupkan tubuhnya, siap mempenetrasi lubang vagina Sr.Florentine dengan penisnya yang besar dan panjang. Sr.Florentine panik, ia  makin meronta-ronta dan menggeliat-geliat. "LEPASKAN!!      OH!!     LEPASKAN!!     KALIAN    MEMANG    BANGSAT!! AAAGHHH........     HENTIKAN.......     LEPASKAN,      BANGSAAAAATT!!" Sr.Florentine menjerit-jerit. "Wah,  kok seorang suster ngomongnya kasar gitu ?   Kalem aja,  Suster sayang.......  kami pasti bisa bikin Suster merasa nikmat. Ayo  mulai, Wiro!" kata Arnold sambil tersenyum. Wiro  tidak  segera  mempenetrasi Sr.Florentine.  
Ia  menunggu  hingga Arnold  selesai merenggut BH putih tipis yang berenda  itu.  Pelindung terakhir payudara Sr.Florentine pun terbuka, mempertontonkan dua bukit kembar yang amat menggiurkan birahi. Mereka semua mendesis menyaksikan kemolekan payudara Sr.Florentine. Dengan ganas Wiro mulai mempenetrasi Sr.Florentine.  Ia menggenjotnya dengan kuat dan mantap.  Karena  baru sekali  berhubungan seks, vagina itu masih sempit sekali.  Penis  Wiro serasa  dijepit  oleh  sesuatu yang hangat  dan  kenyal.  Namun  walau begitu,  Wiro bisa merasakan bahwa Sr.Florentine tidak  lagi  memiliki selaput dara, tanda keperawanan. "Astaga!!!!    Suster kita ini rupanya udah pernah  ngentot!!  Selaput daranya udah hilang!!" Wiro berseru kaget. "Haa?   Biarawati kan nggak boleh ngentot, gimana bisa hilang,  hah??" Arnold juga tak kalah kaget. "Naaaahhh.....  ketahuan  deh..... rupanya diam-diam dia  binal  juga. Ngentot sama siapa, Suster?" Roy bertanya. "AAAAGHHH,      LEPASKKAAAANNN.......     SAYA     CUMA      SEKALI... OHHHHH....TIDAK...TIDDAAAKKKK" Lagi-lagi Sr.Florentine kelepasan omong !!  "Astaga,  kenapa aku ini, aku kelepasan omong lagi!    
Kenapa  aku nggak  bilang saja aku dulu pernah diperkosa?" Sr.Florentine  berpikir dengan rasa putus asa dan sesal yang mendalam. "Lhooo....  dia  ngaku rupanya... hayooo sama  siapa,  Suster?"  tanya Arnold. "AGGGHHHH.......GGGHHHH.....   JJA...JAA...JJAANGANHH....    HHHAARRAP SSA....SSAYA  MAU BBBI... BBI...BILANGG...GHHHH"  Sr.Florentine  terus merintih dan mendesah. "Ah,  nanti  juga Suster pasti mau bilang. Saya punya  'resep  khusus' supaya Suster mau bilang, siapa yang ngejebol selaput dara Suster yang pertama itu" kata Arnold. Tanpa   belas   kasihan  Wiro   menggenjot   Sr.Florentine.   Payudara Sr.Florentine yang sudah tak berpelindung BH itupun digarap oleh Wiro, bersamaan  dengan Arnold yang memegangi tangan  Sr.Florentine.  Mereka menjilat,  menyupang dan menggigiti payudara Sr.Florentine.  
Kali  ini puting payudara Sr.Florentine yang berwarna coklat kemerahan itu  ikut menjadi    sasaran   serbuan.   Sr.Florentine   terus   meronta    dan menggelinjang.  Vagina  Sr.Florentine benar-benar sempit.  Vagina  itu menjepit dengan ketat serta berdenyut-denyut terus-menerus. Penis Wiro yang  berada di dalam vaginanya terasa bagaikan  diremas-remas  dengan keras.   "Layani ketiga teman saya dulu, Suster. Setelah itu saya  ada kejutan buat Suster!" kata Arnold sambil nyengir. Pukul 10:27 Akhirnya Wiro pun tidak tahan lagi, saat tubuh Sr.Florentine mengejang karena  sampai  pada  puncak kenikmatan  (orgasme),  
Wiro  mempercepat gerakan naik turun sampai spermanya menyembur-nyembur ke dalam  vagina Sr.Florentine. Wiro tidak langsung menarik penisnya keluar dari vagina Sr.Florentine.  Ia  ingin merasakan  kehangatan  vagina  Sr.Florentine setelah lelah menggenjotnya. Pukul 10:31 Wiro  menarik penisnya keluar. Kelegaan Sr.Florentine tak  berlangsung lama   karena  Tono  menggantikan  peran  Wiro.  Kini   giliran   Tono mempenetrasi  vagina  Sr.Florentine.  Tono pun  mulai  berpacu  menuju puncak  birahi.  Genjotannya agak berbeda dengan gaya  genjotan  Wiro. Kalau  Wiro menggenjot dengan ganas dan cepat, Tono  menggenjot  lebih pelan  tapi  sambil  menghunjamkan  penisnya  dalam-dalam  ke   vagina Sr.Florentine.  Penetrasi  Tono  lebih dalam daripada  Wiro.  Hal  ini membuat Sr.Florentine makin kelimpungan. Ia menggelinjang setiap  kali penis  Tono  menghunjam dalam-dalam.   Tentu saja  urusan  penggarapan payudara  pun  tidak  dilupakan Tono. 
Mana ada pria  normal  yang  mau melewatkan  kesempatan mencicipi payudara indah milik  Sr.Florentine!!  Tapi rupanya Sr.Florentine ini bukan wanita dengan seksualitas  biasa- biasa  saja.  Ketahanan seksualnya sungguh luar biasa.  Wanita  normal biasanya  akan orgasme setelah penetrasi dan rangsangan  selama  kira- kira 5 sampai 10 menit, tapi rupanya Sr.Florentine ini mampu  berlama- lama  mencapai  orgasme. Ia gampang atau cepat terangsang,  tapi  lama mencapai orgasme. Sungguh suatu tantangan tersendiri bagi kaum pria!! Pukul 11:04 Seperti Wiro, Tono pun harus menunggu sampai setengah jam sebelum  ada tanda-tanda  bahwa  Sr.Florentine  akan mencapai  orgasme.  Ketika  ia merasa bahwa otot vagina Sr.Florentine makin kencang menjepit penisnya dan  payudara  Sr.Florentine  pun  mulai  mengeras,  Tono  pun   makin memperdalam  hunjaman  penisnya dan menyemprotkan spermanya  ke  dalam vagina Sr.Florentine. Ia menggeletak lemas di atas tubuh Sr.Florentine yang juga lunglai kelelahan. Pukul 11:08 Setelah Tono, kini giliran Roy. 
Karena spermanya sudah terkuras akibat karaoke paksa pada awal perkosaan ini, Roy membutuhkan waktu agak lama mencapai  ejakulasi  dibanding kedua pendahulunya. Tipe  genjotan  Roy merupakan gabungan gaya genjotan Wiro dan Tono. Brutal dan dalam.  Hal ini  membuat  Sr.Florentine  tak  mampu  menghentikan  rontaannya.  Ia sebenarnya  sudah  lelah  meronta,  tapi  gaya  genjotan  Roy  sungguh membuatnya tak bisa pasrah begitu saja. Pukul 11:44 Sperma  yang  disemburkan Roy tidak sebanyak Wiro ataupun  Tono,  tapi makin membuat vagina Sr.Florentine makin banjir karena leleran  sperma dan  juga  cairan  vagina  Sr.Florentine  sendiri.  Setelah   mencabut penisnya dari vagina Sr.Florentine, Roy menggeletak lemas. Pukul 11:47 "Nah, gimana, Suster ?   Ngaku deh.... siapa sih cowok beruntung  yang merebut     mahkota     kewanitaan     Suster?"     tanya      Arnold. "HHJJJHHAA....JJJA...JJANGAN.... HHA...HHHA...HHHHARRAPP SSA...  SSAYA MMAU NGG...NNGG...NNGGAAKKU" kata Sr.Florentine tersengal kelelahan. "Coba  saya  lihat, sampai seberapa jauh Suster tahan  terhadap  saya!  
Akan  saya  buat  Suster memohon-mohon  minta  diberi  orgasme!"  kata Arnold. "JJJA...JJANGAN HARAP SAYA MENYERAH, BANGSAT!!!!" Pukul 11:48 Tanpa  ba  bi bu lagi Arnold menghunjamkan penisnya  ke  dalam  vagina Sr.Florentine.  Ketiga teman Arnold kini sudah tergeletak.  Satu  demi satu tertidur kelelahan. Mereka tak menyangka suster ini mampu membuat mereka  lemas  karena  nikmat.  Tanpa  ada  yang  memeganginya   lagi, Sr.Florentine  mencoba  sekali lagi untuk berontak. Tapi  Arnold  yang sudah  dikuasai  nafsu birahi itu mampu  menahannya.  Arnold  memegang kedua tangan Sr.Florentine dan merentangkannya lebar-lebar. Yang lebih tak disangka lagi oleh Sr.Florentine adalah gaya genjotan Arnold  yang luar biasa. Arnold mampu memadukan berbagai gaya dan rangsangan. Payudara  ?   Ah, payudara Sr.Florentine kini dipenuhi bekas  cupangan berwarna  merah. Putingnya makin memerah karena hisapan,  gigitan  dan kenyotan  bibir  Arnold. Mulut Arnold beraksi  silih  berganti  antara payudara,  belahan  payudara,  leher  dan  bibir  Sr.Florentine.  
Saat berciuman, mulut Sr.Florentine dikuasai dan dijelajahi sepenuhnya oleh Arnold.  Genjotannya bervariasi antara lembut dan dalam,  dangkal  dan cepat,  brutal  dan  mengoyak, dan  sebagainya.  Bagi  Arnold,  seolah Sr.Florentine merupakan inspirasi seksualitas tanpa batas. "Nnnaaahhh....    Susterku   sayang.....   siapa    cowok    beruntung itu...hhmmm...?  Ayo jawab, Suster sayang!" kata Arnold  di  sela-sela genjotannya. "JJHHJA...... JJJHA...JJJANGAN HHHA... HHA..RRAP SSS... SS.. SSAYA MAU KKATT ...TTA....TTTAKAN...." Di  saat  Sr.Florentine hendak mencapai klimaks,  Arnold  menghentikan genjotannya, membuat Sr.Florentine penasaran. "Ayo, Suster...... siapa ?" tanya Arnold menggoda. Sr.  Florentine  tidak menjawab, ia hanya meronta-ronta  dengan  liar. Maka  Arnold pun mulai lagi merangsang mulai dari bibir,  leher,  lalu turun  ke  belahan  payudaranya. Puting  payudara  Sr.Florentine  yang seolah  menunggu untuk digarap, dibiarkannya dahulu. 
Hal  ini  membuat Sr.Florentine    makin   penasaran.    Sr.Florentine    meronta-ronta, menggeliat-geliat dan menggelinjang-gelinjang dengan liar. Arnold yang sudah  berpengalaman menghadapi wanita binal, mengetahui dengan  pasti bahwa semua rontaan Sr.Florentine itu adalah hasrat terpendamnya untuk dipuaskan secara total. "SShhh.....shhh....  Suster.... saya akan puaskan Suster  kalo  Suster mau  bilang  ke  saya dua hal. Pertama,  siapa  cowok  yang  mengambil keperawanan  Suster, lalu kedua: Suster harus memohon pada saya  untuk dipuaskan.  Pikirkanlah,  Suster..... bayangkan kenikmatan  yang  bisa saya  berikan..... Pokoknya, Suster akan saya puaskan  setelah  Suster menjawab pertanyaan saya dan melakukan permintaan saya. Oh ya,..  satu lagi.  
Sebelum  saya puaskan, saya ingin Suster melayani  saya  dengan binal dan penuh gairah. Lepaskan semua hasrat terpendam Suster  selama ini......!" Arnold terus merayu Sr.Florentine. "JJA...JJAJJANGAN.......SSSSTTTOOPPP.....                OOOOGHHHH.... SSTTOOPP........." "Yakin  nih,  mau berhenti....?" tanya Arnold makin  menggoda.  Arnold memang menghentikan serangannya, tapi lalu dimulai lagi dengan  lembut lalu  makin  lama  makin  ganas,  panas  dan  bergairah.  Dan   ketika Sr.Florentine  untuk kesekian kalinya hampir mencapai orgasme,  Arnold berhenti. "Ssstt....ayo  Suster......buat  apa  Suster  mempertahankan   gengsi?  Kalau dengan saya, nggak usah malu. Terus terang saya pun kagum dengan Suster. Jarang wanita punya daya seks sekuat Suster. 
Seandainya Suster bukan biarawati, pasti Suster sudah saya lamar untuk dijadikan istri!" Arnold terus merayu Sr.Florentine dengan perkataan dan rangsangannya. Pukul 13:40 Hampir dua jam Arnold menggauli Sr.Florentine, akhirnya  Sr.Florentine menyerah........ "AAAGGHHH.....AAGHHHH.....OOOOHHH....                 ARRNOOOOLD...... BBE...BEBBBE...BBENARKAH YANG KKAU KATTT... TTA...TTAKAN?" "Suster ingin kenikmatan, kan ?   Kalo mau, percayalah pada  saya..... mari  kita capai kenikmatan itu bersama-sama, Suster  manis.....  Tapi sebelum  itu, jawab dulu dua pertanyaan saya dan satu permintaan  saya tadi" kata Arnold berusaha meyakinkan Sr.Florentine. "NNNNA......NNNA........NNNAMMMA...    CCHHO...CCOWWOKK   IT..    ITTU SANN...NNNO, MMURRID SSA..SSAYYA DDULU..... KKEJJA... JJADIANNYA TTIGATTA... TTAHUNN      LALU      DDI..DDI...      RRUANG UKS...SSE.. SSSEEKKOLAHHH............." Sr.Florentine pun menceritakan  pengalaman pertamanya itu. "SSSA...SSA...SSA....SSSAAYYYA  MMO...MMOHHON, AARR..  ARRRNNOLD  SUDI MMEMMME...MMMEMMUASKKHAN  SSA.. SSAYA..." 
Sr.Florentine  memohon-mohon sambil meronta dan menggeliat. "Ssssttt.....   masih   ada  permintaaan  saya   yang   Suster   belum penuhi....." kata Arnold sambil mengedipkan mata. "AA...AAAPPPA ITU, AAARRNOLD SSA...SSSHAYANNGG...." Sr.Florentine  pun rupanya berusaha merayu Arnold dengan panggilan 'sayang' agar ia cepat dipuaskan. "Ah,  masa  lupa...??    Hayoo.... apa...??    Jangan  malu,  Susterku sayang! Ayo katakan, Sayang........." Arnold menyeringai nakal. "SSA...SSSA....    SSAYYA   RRE..RRELLA   MME...   MMELAYY...    YYANI ARR...RRNOLD..." "Suster  mau bermain seks dengan binal?" tanya  Arnold.  Sr.Florentine mengangguk lemah. "Jangan  cuma  mengangguk, Suster Florentine  sayang........,  katakan bahwa  Suster  juga mau bermain seks dengan binal demi  kepuasan  kita berdua" kata Arnold lembut tetapi mengandung ketegasan dan perintah. 
"SSA...SSA...YYA RRELA MME..MMEMMMELLAYYANI ARR.. RRNOLD DDE...DDENGAN BINAL......  DDE..DDEMI KKEBAHAGGIAAAN  KKITA  BBE..BBEBBBERRDUA...... AAAAGGGHHH.......  TTU  TTUTTUNNGGU APP...PPPPA  LLAGGI,  ARRR..RRNOLD SSA..SSAYYANG?" kata Sr.Florentine makin memelas. Arnold  tersenyum, lalu ia mulai menggarap Sr.Florentine dengan  lebih bergairah.  Rontaan  dan  geliat Sr.Florentine  kini  berubah  menjadi gerakan-gerakan  erotis  yang  liar dan binal.  Jeritan  dan  rintihan Sr.Florentine  kini  menjadi  erangan  penuh  kenikmatan  saat  mereka berpacu  menuju  puncak birahi. Sr.Florentine ternyata  sangat  binal. Erotismenya  liar  sekali.  Pengalaman  pertamanya  yang  lama   belum terulang  membuatnya  haus seks luar biasa. Ia bagaikan  musafir  yang penuh dahaga. Arnold memenuhi janjinya. 
Dibawanya Sr.Florentine menuju puncak  birahi,  seluruh  daya  seksnya  dikerahkan  untuk  merangsang Sr.Florentine. Mulut, leher, belahan payudara, payudara dan  putingnya dilalap oleh Arnold dengan penuh nafsu. Vagina Sr.Florentine  digenjot dan   dijelajahi  oleh  Arnold,  termasuk  bagian  G-spotnya   (bagian tersensitif  dalam vagina wanita). Keperkasaan Arnold  diimbangi  oleh kebinalan Sr.Florentine. Pukul 15:55 Akhirnya  setelah lebih dari 4 jam Arnold menggaulinya,  Sr.Florentine merasa   bahwa  orgasmenya  tak  mungkin  ditahan  lagi.  Arnold   pun menyadarinya.  Tanda-tanda itu jelas terlihat dan  terasakan  olehnya. Payudara   Sr.Florentine  mengencang,  putingnya   menegang   disertai mengerasnya  jepitan  vagina Sr.Florentine. 
Gerakannya  makin  erotis. Dadanya  membusung,  seolah  menyodorkan  dan  menawarkan  payudaranya seluruhnya  penuh  damba.  Dengan penuh  gairah,  Arnold  menyemburkan seluruh  spermanya  ke dalam vagina  Sr.Florentine,  sambil  mengenyot puting   payudara   Sr.Florentine,   bergantian   kiri   dan    kanan. Sr.Florentine  memekik  tatkala dirasakannya  cairan  hangat  memenuhi vaginanya.  
Rasa  nikmat  itu  sungguh luar  biasa.  Rasa  nikmat  itu terasakan di sekujur tubuhnya, terutama di bagian dalam vaginanya  dan di puting payudaranya.  "AAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGHHHHHHHHHH.............  AAAAAAAAGGGHBB  ......."  pekikannya itu diredam  oleh  kuluman  mulut Arnold.  Setelah  semburan puncak birahi selama  beberapa  detik  yang berharga  itu, mereka lunglai lemas. Penis Arnold bersarang di  vagina Sr.Florentine yang kini sudah banjir oleh sperma dan cairan  vaginanya sendiri. Mereka tertidur dalam kebahagiaan seksual.  ........…

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Suster Binal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel