Tubuhku Milik Majikanku
Namaku sebut saja ningsih (18) aku seorang pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya raya di jakarta. Pekerjaan ini terpaksa aku lalukan karena aku hanya lulusan SMA dan aku butuh uang untuk membantu ekonomi keluargaku di kampung. Kata orang wajahku lumayan cantik dengan proporsi tubuh tinggi 167 cm dan berat 48 kg. Kulit ku juga bersih dan mulus.
Terus terang aku senang bekerja sebagai pembantu di keluarga Ibu Rini ini. Majikanku penyabar memberi gaji bulanan yang cukup dan memperlakukanku dengan baik. Suami majikanku seorang dokter yang tidak pelit sering memberiku bonus. Wajahnya juga ganteng dan terlihat macho. Sementara Nyonya Rini seorang pengusaha.
Kisah yang akan aku ceritakan ini bermula saat majikanku, Pak Rafy 52th, pulang kerja dari rumah sakit. Kedua majikanku itu ternyata juga ramah, Dia juga tampan dan tubuhnya atletis. Hanya beberapa minggu setelah bertemu aku sudah tidak canggung lagi denganya. Aku ngak menyangka kalau akau akan terlibat kisah denganya.
Ceritanya pagi itu aku di panggil oleh majikanku itu. Sampai di ruang kerjanya aku kaget banget karena waktu itu Pak Rafy menatapku tajam. Aku kikuk banget tapi Pak Rafy biasa saja. Aku jadi menundukkan kepala karena tegang.
“Pak rafy memanggil saya ada apa” tanyaku dengan gugup sambil berusaha untuk tidak melihat tatapan mata majikanku itu.
“Iya tolong..duduk, aku mau menyampaikan sesuatu.” Katanya setelah bangkit dari tempat duduknya.
Ia lalu menepuk bahuku dan berdiri disampingku. Pak Rafi menyampaikan apa yang dia dapat dari bapakku
“Bapakmu tadi jam 7 telepon kebetulan saya yang terima telepon. Bapakmu memberitahu bahwa ibumu sakit dan perlu di operasi segera. Bapakmu ingin pinjam duit kepadaku sebesar 25 juta. Bapak bisa saja meminjamkan Bapakmu duit tapi gajimu saja tidak terlalu besar apa bisa kamu membayarnya. Apalagi sampai ibu tahu, ibu tidak bakal memberinya karena kamu kerja disini baru 3 bulan. Bapak bisa meminjamkan duit dan tidak perlu membayar asal kamu mau mengantikan nyonya saat nyonya keluar kota. kamu tahu kalau nyonya sering keluar kota dan kadang dalam jangka waktu yang lama. Kamu saya kasih waktu untuk memutuskan selama 2 hari” Setelah Pak Rafy pergi meninggalkan ruang kerjanya aku lalu keluar dari tempat kerjanya.
Dua hari kemudian saya sekitar jam 2 siang saya terima telfon ternyata dari Pak Rafi yang menelfon dari rumah sakit
“Ning, gimana keputusan kamu menerima tawaranku atau tidak? Tadi Bapakmu telfon dan menanyakan duit yang Bapakmu mau pinjam. Bapakmu perlu uangnya sekarang juga kalau tidak Ibumu bisa meninggal.” Sambil menangis saya menjawab
”Saya terima tawaran Pak Rafi tapi saya takut ketahuan Ibu!”
Pak Rafi menjawabnya
”Itu menjadi rahasia kita berdua.”
Saya menjawabnya lagi
“Terserah Pak Rafi saja.”
Lalu Pak Rafi berkata
“Sekarang saya transfer duitnya ke Bapakmu!”
Pada malam harinya, Pak Rafi memanggilku dari kamar tidurnya. Pada hari itu Ibu Rini sedang pergi ke Singapore selama 3 hari. Saat di depan kamar tidur Pak Rafi, saya mengetok pintu dan Pak Rafi megatakan langsung masuk saja. Pada saat di dalam kamar, saya melihat Pak Rafi sedang menonton film dewasa. Adegan panas yang ada di TV bisa aku lihat dengan jelas menampilkan adegan sepasang pria dan wanita asia yang sedang berhubungan intim di atas ranjang. Saat itu tubuhku panas dingin menyaksikannya. Setelah Pak Rafy memintaku duduk di ranjang, tanpa sadar aku duduk di tepi ranjang dan justru menonton film dewasa yang baru pertama kalinya aku saksikan itu, sampai lupa ada Pak Rafy disampingku.
Adegan film panas itu membuat tubuhku panas dingin dan tanpa sadar aku lupa diri, tanpa sadar aku meremas-remas buah dadaku dengan tangan kiri sementara tangan kananku merabai selangkanganku sendiri. Kegiatan nonton dan merangsang diri sendiri itu tanpa sadar kulakukan beberapa menit hingga aku tidak tahu kalau Pak rafy sudah setengah telanjang hanya memakai cd. Tiba-tiba saja merangkul tubuhku dan menarik tubuhku agar bersandar di tubuhnya.
“Bagus ya filmnya..” katanya tiba-tiba yang membuat kaget setengah mati.
Aku jadi malu sendiri. Aku tundukan kepalaku, tubuhku panas dingin dan wajahku waktu itu pasti merah karena malu dan juga karena adegan film itu membuatku terangsang sekali.
“Maaf Pak, saya kaget..” kataku seraya bangkit dan hendak merapikan bajuku.
“Ngak usah, nanti juga di buka…Filmnya khan belum selesai. tanggung temani aku nonton dulu ya” kata nya sambil memegangi tubuhku sambil berusaha meraih buah dadaku.
Bagai kerbau di congok hidungnya aku menurut saja dan kembali menyadar pada tubuhnya, saat itu aku salah tingkah, kikut dan tubuhku serasa panas dingin. Saat itu adegan film menampilkan adegan oral seks yang dilakukan si wanita pada pasangan prianya. Adegan film panas di tambah dengan pak rafy yang duduk di sampingku tengah sambil meremas-remas buahdadaku yang hanya di tutupi cd membuatku begitu terangsang.
Lalu majikanku itu mendekatkan mukanya hingga mepet dengan mukaku. Dia lalu meraih daguku dan mendekatkan bibirnya ke bibirku.
“Ningsih kamu cantik sekali” katanya dengan lembut.
Saat itu aku tidak tahu harus bagaimana. Pikiranku kacau, seharusnya aku segera berlari keluar dari kamarnya untuk menghindari hal-hal buruk yang akan terjadi tapi bapakku sudah menerima duit dari pak rafi dan aku harus melayaninya. tapi aku hanya bisa diam dan tubuhku terasa kaku. Akhirnya bibirku di kecup dan di kulum oleh pak Rafy.
Mungkin karena aku sudah terangsang gara-gara nonoton Blue film tadi, aku jadi pasrah dan diam saja waktu tubuhku direbahkannya dan ciumannya sudah pindah ke leherku.
“Ohh..mas..” desahku tanpa sadar waktu tangan kiri majikanku itu mengusap pangkal pahaku dengan rangsangan yang hebat.
Tanpa aku sadari pak rafy telah melucuti pakaianku. Setelah Bh-ku di lepasnya dia lalu menciumi dan mengulum lembut puting susuku. Aku mendesah dan makin terangsang karena hal itu belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Aku mendesad dan mengeliat keenakan saat bibir dan lidah nya menyapu permukaan buah dadaku yang berukuran bra 36B itu. Apalagi saat puting susuku disedot dan di kenyotnya dengan penuh nafsu. Waktu itu aku sudah tidak bisa berpikir sehat yang ada dalam pikiranku adalah aku ingin mersakan kenikmatan. Aku jadi berani lalu menarik handuk yang melilit tubuh pak Rafy hingga terlepas, aku terkejut melihat ukuran alat vital majikanku itu yang begitu besar dan telah berdiri tegak denga gagahnya.
Dia lalu melolosi cenana dalamku dan mengarahkan alat vitalnya di ke arah kewanitaanku. saat ujung senjatanya yang digeser-geserkan di bibir kewaiitaanku aku jadi terangsang hebat. Tapi tiba-tiba aku merasakan sakit saat liang kewanitaanku di terobos oleh kejantanan mas Rafy. Aku merintih dan menjerit kecil saat pak Rafy menarik dan mendorong kepunyaanya itu.
“Aduh pak.., sakit” rintihku.
“Ngak apa-apa..nanti sebentar juga hilang sakitnya.” bisiknya di telingaku dengan manja melem-melek merasakan nikmat.
Benar juga katanya, lama lama rasa sakit dan perih dikewanitaanku berangsur-angsur hilang dan kini hanya rasa nikmat yang kurasakan.
“Aaaaahhh…ohhhh” desahku sambil mulai mengoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Mas Rafy.
Saat itu aku tak peduli dan tak memikirkan sama sekali bahwa aku telah kehilangan keperawananku. yang aku inginkan adalah kenikmatan yang semakin nikmat karena mau mencapai puncak. Pak rafy terus menyetubuhiku sambil bibirnya menngulum-ngulum bibirku. Akupun kini membalas lumatan bibirnya dan permainan lidahnya di dalam mulutku sambil sesekali terus mendesis dan merintih karena sodokan-sodokan kejantanannya di kewanitaanku.
Beberapa menit kemudian seluruh persendian tubuhku serasa menegang.
“Ohhh..pak..Terus pak” desisku tanpa sadar.
Majikanku itupun makin bernafsu dan menyetubuhiku dengan lebih beringas dan makin cepat gerakannya, sampai akhirnya
“Aaaahhhhhh….” dengan lenguhan panjang aku mencapai puncak kenikmatan
Tahu kalau aku telah mencapai puncak, lalu Dia mencabut senjatanya dari liang vaginaku. Kulihat ada percikan darah di batang kemaluannya. Dia lalu memintaku untuk melakukan oral seks seperti yang tadi aku tonton di blue film. Aneh, Aku sama sekali tidak menolakknya dan justru ingin melakukannya. Lalu Pak Rafy merebahkan tubuhnya dengan punggung bersandar di tumpukan bantal.
Sementara aku duduk bersimpuh di atara kedua kakinya. Ukuran alat vitalnya yang besar dan panjang itu rupanya membuatku jadi sangat bernafsu. Aku tidak menyangka kalau aku yang gadis dusun ini memiliki nafsu seks yang tinggio yang sebelumnya tidak aku sadari.
Lalu aku mempraktekkan apa yang tadi aku tonton di Blue film. Ujung Rudal Pak Rafy mulai aku cium dan aku jilati lalu aku masukan ke dalam mulutku dan aku kocok. Majikanku itu mengerang dan mengeliat merasakan nikmat.
“Terus Ning..ohh..ohhh” desahnya.
Aku juga di minta untuk menjilati bagian bawah kemaluannya dan buah zakarnya sedangkan tangganku mengocok batang kemaluannya.
Setelah puas dengan permainan oral seks-ku, aku di minta duduk diatas senjatanya. Permainanpun dilanjutkan dimana aku berada di atas. Kemuadian aku bergoyang naik turun sementara majikanku itu mendekap pantatku dan sesekali mendorongkan pantatnya ke atas mengimbangi goyanganku. Rintihan dan desahanku bersahutan dengan lenguhan Pak rafy yang tengah berpacu menuju puncak.
Beberapa saat kemudian aku sepertinya akan kembali mencapai puncak dan sepertinya pak rafy juga. Ia lebih agresif mendorongkan senjatanya ke atas. Tak berapa lama aku kembali menegang dan mencapai puncak lalu di susul dengan teriakan pak rafy yang juga mencapai puncak.
“Ohhh..ohhh..Ningsih aku keluar sayang..ohhh..ahhh” teriaknya sambil menancapkan pelornya dalam dalam ke liang vaginaku yang masih mendudukinya.
Air mani hangat menyembur membasahi bagian dalam kewanitaanku.
Dengan tubuh kelelahan dan lunglai seolah tak bertulang, aku terkulai diatas dada putra majikanku yang berbulu dan berkeringat itu. aku memeluknya erat seolah tidak mau kehilangan saat-saat yang penuh kenikmatan itu. sama sekali tidak ada penyesalan meski aku baru saja kehilangan keperawananku.
Tamat
0 Response to " Tubuhku Milik Majikanku "
Posting Komentar