ISTRIKU SEX DENGAN TUKANG BECAK




imaljum - Istriku adalah seorang adalah seorang dosen yang mengajar di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota Surabaya. Sering kali karena jadwal perkuliahan yang padat apalagi jika menjelang ujian akhir semester istriku pulang sampai larut malam. Biasanya berkisar jam sepuluhan.
Suatu malam istriku pulang dengan naik becak, kebetulan abang tukang becaknya sudah kenal baik denganku, namanya pak Kahar, karena selain bekerja sebagai abang becak pak Kahar itu juga berprofesi sebagai tukang pijat yang sudah banyak pelanggannya, dan anehnya semua pelanggannya itu kebanyakan ibu-ibu rumah tangga.

Pernah suatu ketika disaat aku ngobrol dengannya, dia bercerita sering wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kontolnya, bahkan istri temannya sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas. Yang membuatku kagum karena diusia sekitar 55 tahun dia masih bisa membuat banyak wanita jatuh dalam pelukannya.

Dan malam ini istriku juga pulang dengan naik becaknya, kekwatiranku segera memenuhi otakku, aku menjadi curiga jangan-jangan istriku juga menjadi korbannya, maka aku intip mereka dari balik tirai jendela. Oh … benar juga… jantungku rasanya penuh oleh rasa cemburu. Kulihat ketika istriku turun dari becak dan bermaksud untuk membayar ongkosnya, sambil tersenyum tak kusangka tangan kiri Pak Kahar memegang tangan istriku dan menuntunnya kearah selangkangannya yang menyembul, sedang tangan kanan Pak Kahar langsung meremas remas payudara kanan istriku.

Malam berikutnya aku masih ingin membuktikan lagi apakah perbuatan mereka akan diulangi lagi, maka aku mencari tempat persembunyian yang kurasa aman dan bisa melihat mereka lebih jelas. Aku segera bersembungi di balik kerimbunan tanaman. Dari jauh kulihat sepeda yang berjalan menuju kearah rumah… ternyata istriku dan pak Kahar. Hatikupun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Kahar dan kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan mengelus-elus batang kontol Pak Kahar yang sebesar batang kontol kuda itu sehingga aku sempat melihat jari- jari tangan istriku tak dapat menggenggam batang kontol Pak Kahar.

Mungkin karena aku dikira sudah tidur pulas, maka dengan santainya mereka masuk kedalam rumah. Akupun segera meyelinap lewat belakang dan ingin segera melihat apa yang akan mereka lakukan. Bagai disambar geledek, diruang tamu kulihat istriku sedang berjongkok di depan Pak Kahar dan tengah mengulum batang kontol Pak Kahar yang besar panjang dan berurat- urat sebesar cacing tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kontolnya yang amat besar itu, sedangkan tangan kanan Pak Kahar menyusup di blouse kuning istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak Kahar membelai belai rambut pendek istriku. Di atas meja tamu kulihat BH tipis dan celana dalam merah istriku tergeletak di dekat tas kerja istriku.

“Oooooohhhhh. …eeuuunaak … terus buuuu…. ?!!!!!” kudengar Pak Kahar mendesis,

Akupun benar-benar telah kehilangan konsentrasi melihat istriku tengah “membayar” ongkos becak, sehingga akupun jatuh tersungkur sehingga membuat istriku dan Pak Kahar kaget.

“Mungkin itu suami ibu ..?” kudengar dengan jelas bisikan Pak Kahar di telinga istriku.

Merekapun berjalan perlahan menuju kearahku.

“Lho Mas …. Mas Kenapa? tanya istriku.

Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku terkilir dan terluka, karena celanaku terlihat berlepotan tanah. Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Kahar dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Kahar beristirahat dan Pak Kahar akan kembali esok pagi. Pak Kahar pun berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan ditutup. Keesokkan paginya Pak Kahar datang dan memijitku lagi dan terakhir aku tak mengerti kenapa Pak Kahar menusuk- nusuk batang kontolku dengan sarung kerisnya dan Pak Kahar menyodorkan sebuah botol berisi semacam ramuan kepada istriku. Segera pula mereka masuk ke dalam kamar, katanya sih pak kahar hanya akan memijat istriku.

Tak lama kemudian, istriku dan Pak Kahar keluar dari kamar, aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka.

“Sudah, Bu Salmah…..!!! ” kata Pak Kahar
“Aku masih takut, Pak ……!!!!” bisik istriku
“Ayo dicoba saja, Bu Salmah…..!!! ,” bisik lagi Pak Kahar.

Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kontolku dan aku pura-pura terbangun, sementara batang kontolku langsung bangun, kemudian istriku melepas celana dalam nya.

Cerita Lainnya:   Oh Nikmatnya Memek dan Susu Tante Laras
“Eeeeehhh… Diikkk… apa… Pak Kahar sudah pulang….? tanyaku
“Sudah…Baru aja…” istriku menjawab singkat dan kini mengocok batang kontolku, sambil naik keatas tempat tidur dan mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkangannya mendekati batang kontolku, tapi….
“Cretttt…crettt… cretttt….” Aku tak bisa menahan, air maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku.
“Aaaaahhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok batang kontol ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk kedua kalinya aku tak sanggup untuk menahan desakan hebat dari dalam kontolku, air maniku tersembur kembali saat baru samapi di mulut vagina istriku.

“Kok selalu begini terus to mas. Sudah berapa lama kita menikah mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin sekali bisa menikmati bagaimana ngeseks dan mencapai puncak itu?” kata istriku sambil dengan sabar membersihkan sisa-sisa air maniku di bulu-bulu kemaluannya. Kemudian Istriku keluar kamar untuk kekamar mandi membersihkan diri.

Siangnya aku menahan sakit di batang kontol dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, akupun terkulai dan tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang.

“Pak Kahar saya masih takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku
“Ayo, cepat, Bu Salmah,….” suara mendesak Pak Kahar berbisik.

Aku menutup wajahku dengan bantal untuk berpura pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan dan berganti daster sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan pantat bahenol nya.

“Mas… mas… bangun Mas!” istriku membangunkanku.
“Uuuuaaccchemmm… ada apa, dik….?” tanyaku
“Anu mas… Pak Kahar mau mijit aku mas…” kata istriku terbata-bata.
“Emangnya kamu tadi terkilir? tanyaku.
“Eenggak kok mas, kata pak Kahar dia bisa mengurangi tingginya nafsuku ..” kata istriku mengagetkanku.

Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara. “Selama ini kan aku selalu gagal untuk orgasme, padahak aku pingin sekali mas, Pak Kahar itu bilang bisa mengurangi deru nafsuku, mas, bolehkan…?” aku hanya terpaku dan diam, istriku pun menganggapku setuju.
Maka segera istriku memanggil pak Kahar yang masih duduk di ruang tamu sambil melihat televise. Pak Kahar yang mengenakan sarung membawa tas plastik itupun masuk kamarku. Kemudian istriku tidur tengkurap diatas tempat tidur dan Pak Kahar duduk dipinggir ranjang, serta mulai memijat betis istriku, telapak kaki dan kemudian kedua tangan istriku. Kelihatan pijatan Pak Kahar wajar-wajar saja, sampai akhirnya Pak Kahar memijat tengkuk istriku dan kulihat mulutnya komat kamit seperti membaca sesuatu, kemudian Pak Kahar meniup tengkuk istriku dan…..terdengar istriku mendesis seakan dia merasakan kenikmatan.

“Eccch ? eeeeccchhhhh. …!!” berkali-kali istriku mendesis.
“Dibalik badannya, Bu….” perintah Pak Kahar pada istriku

Kemudian Pak Kahar memijat kedua tangan istriku dan kemudian kaki istriku. Pak Kahar akhirnya memijit punggung dan telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya mulai meregang.

“Ini mulai, Bu Salmah,…!!!” kata Pak Kahar semakin intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk.

Begitu Pak Kahar memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat….

“Tak salah … Bu Salah memang hipersex..!!!” kata Pak Kahar dan tangan kanannya meraih tas plastiknya dan Pak Kahar membuka bungkusan yang berisi pisang ambonsebesar batang kontol orang dewasa tapi tanpa keris dan diletakkan diantara kedua paha istriku yang terkangkang tanpa sepengetahuan istriku.

Pak Kahar menyuruh istriku untuk duduk, Pak Kahar kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak Kahar memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis sedangkan pisang ambonitu bergerak sendiri dan merayap mendekati selangkangan istriku dimana istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya. Istriku semakin lunglai dan akhirnya tubuh istriku rebah ke dada Pak Kahar yang sudah mengkangkangkan kedua kaki di samping tubuh istriku.

“Paak apa ituuuu… paaakkkk? !!!!” istriku mendesis saat pisang ambon menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar. “Paaak apaaa oooooooccccchhhhh ….paaakkkk ?!!!!!!!” istriku merintih panjang. “Biar nafsumu menjadi berkurang bu….!” kata Pak Kahar dan kulihat pisang ambon bergetar.

Aku hanya bisa melotot tak percaya melihat pisang ambon mulai menguak bibir vagina istriku dan membuat istriku membuka kedua kaki nya lebih lebar lagi.

“Paaaaak …ooooohhhhh.. ..kookkkk masuuuk?..paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih dan kulihat pisang ambon itu mulai menembus masuk liang vagina istriku.
“Apanya yang masuk, bu…..???? tanya Pak Kahar berpura pura.
“Nggak tahu paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh hhh…… paaakkkk. ….!!!!” istriku mendesis “Lho, masuk kemana…..? ” goda Pak Kahar
“EEEcccgggghhhhh. .. ke…keeee.. . empikkuuu …paaaakkkk ?!!!!” istriku merintih dan mulai menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik.
“Anu, apa Bu Salmah….? Pak Kahar semakin menggoda istriku
“Oocch anuu….kuuu. … paaaak,….!” istriku merintih-rintih dan kedua tangan Pak Kahar mulai turun ke kedua lengan istriku dan…..
“Paaaak….jaaaa. … jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. … aaaa.. ..aaaaaddaaa. .. ….ssuuuu.. suu….. uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk. ….!!!!! ” istriku mendesis panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak Kahar mulai meremas-remas kedua payudaranya.
“Anu apa, Bu Salmah…..? bisik Pak Kahar di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai dibahu kiri Pak Kahar.

Sementara itu, ujung tumpul pisang ambon itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku dan

“Empikkuuuuuu paaaaak adaa yang….maaaaa. .. maaaasuuk empikkuuuu? !!” istriku meracau dan “Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh… .aaaaaaaddduuuuu uhhhhh… … beee.. beeesaaa arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt ….paaaakkkkkk ?..!!!!” rintih istriku dan pisang ambon menembus makin dalam liang vagina nya. “Ayo….bu…. lihat aja.. ..!!!!,” kata Pak Kahar enteng sambil menyingkapkan daster istriku hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Kahar menundukkan kepala istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai dijejali pisang ambon itu.

“Iiiiihhhhhhh. … aaaaappaaa iiiiniii…. paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih istriku, kemudian
“Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt tt….paaaakkkkk? .ooooo hhhh…paaakkkk. …!!!!!”

Istriku merintih saat dia melihat pisang ambon itu menembus masuk ke liang vaginanya dan kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup, karena desakan pisang ambonbesar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar. Istriku mengerang-erang keras seirama dengan meluncur keluar masuknya pisang ambon tersebut menembus liang vaginanya…

“Nngngngaaaaaaaccch hhh ?? beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh ??!!!!!” sambil kepala nya lunglai bersandar di bahu kiri Pak Kahar dan kedua tangan keriput Pak Kahar menyusup ke daster bagian atas istriku dan dengan gemasnya Pak Kahar meremas-remas payudara istriku yang menggelinjang- gelinjang, sementara mulut istriku merintih-rintih, mengerang dan menggeram, dan bahkan badannya kemudian mengejang-ngejang dengan keras karena pisang ambon besar tersebut mulai menghujam makin dalam keluar masuk di liang vagina nya.

Sementara itu, Pak Kahar berhasil melepas kancing daster istriku dan terkuaklah kedua payudara montok istriku, lalu kedua tangan keriput Pak Kahar mulai meremas remas lagi dengan ganas kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Kahar memelintir sambil menarik-narik kedua puting susu istriku secara bergantian seolah Pak Kahar sedang merempon kuda betina yang sudah waktunya mengeluarkan air susunya.

“Paaaaaak ??oooooooohhhhh. …..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku saat mulut Pak Kahar mencaplok payudara kanannya.

Pak Kahar membentangkan tangan kanan istriku yang lunglai agar Pak Kahar mudah mengempot payudara istriku dan kulihat istriku benar- benar menikmati perlakuan Pak Kahar, abang becak itu, sementara pantat bahenolnya bergoyang, berputar maju mundur akibat pisang ambonyang keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya terus bergetar hebat, nafas istriku mendengus-dengus oleh perbuatan Pak Kahar di payudara nya dan pisang ambon yang menghujam keluar masuk semakin cepat di liang vagina istriku membuat ia mandi keringat dan…..

“Paaaak… paaaaakkk… .aaaaaakuuu. …..oooccccchhh hh…paaaaaak ….aaa aa….aaaakuuu nggaaaaaak taahaaaan ? aaaa…aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ? paaaaakkkkk. …..!!!! ” istriku mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dengan kuat ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam itu.

Rupanya pisang ambon di liang vagina nya tak berhenti juga keluar masuk di liang vagina nya dan bahkan semakin cepat membuat nafas istriku semakin mendengus-dengus seperti kuda betina yang digenjot tuannya untuk berlari kencang, dimana pantat bahenol nya tersentak-sentak dan terangkat angkat tak karuan dan Pak Kahar langsung mencaplok dan mengempot dan menyedot nyedot payudara kiri istriku sementara jari-jari tangan kanan Pak Kahar tak henti-hentinya memelintir sambil menarik-narik puting susu kanan istriku dan istrikupun mengangkat pinggulnya ke atas dannnn

“Paaaaak… ooohhhhh ……… .aaaa…aaakuuuu u keluar lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk.. .. !!!!!” istriku mengerang mencapai orgasme keduanya. Pak Kahar rupanya sudah tak sabar lagi dan dia menidurkan istriku yang sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya komat kamit.

Selanjutnya, pisang ambon itu pun muncul dan keluar dari liang vagina istriku dan seolah mengerti perintah, pisang ambonitu masuk ke tempatnya semula dan Pak Kahar menutupkan sarungnya di kedua kaki istriku yang sudah kegatalan ingin disetubuhi Pak Kahar, si abang becak dan

“Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh hh……! !!!!!” kudengar suara istriku menggeram saat kulihat pantat Pak Kahar mulai turun naik diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar seolah punggung istriku digebuk keras.

“Ppppaaaak ?. amppffuuuuunnnn ?.beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii kontooolmuuu paaaaak ? hhhgggggggggghhhhhh…?..rooobeeeeek naaatniiii empikkuuuu paaaaaak hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!”

Kulihat kedua jari-jari tangan istriku yang lunglai itu mencengkeram lengan Pak Kahar yang menopang tubuhnya saat menggenjot batang kontol nya ke liang vagina istriku dan entah karena kebesaran kedua kaki istriku terkangkang lebar, sehingga sarung Pak Kahar pun tersingkap dan betapa kagetnya aku saat kulihat batang kontol Pak Kahar sebesar kuda itu sudah separuh menjejali liang vagina istriku, dimana bibir vagina istriku seolah- olah ditiup menggelembung besar karena desakan batang kontol sebesar kuda Pak Kahar itu.

Pak Kahar berhenti menghujamkan batang kontolnya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku mengira Pak Kahar akan melepas batang kontolnya yang sebesar kuda dari liang vagina istriku yang pingsan, tapi mulut Pak Kahar komat kamit dan begitu wajah istriku ditiup oleh Pak Kahar, istriku pun tersadar kembali dan Pak Kahar menjejalkan kembali batang kontolnya ke liang vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku merasakan liang vagina seolah robek.

Pak Kahar kini mempermainkan kelentit istriku dan istriku mulai mengerang kembali mendapatkan kenikmatan hasrat seksualnya, sehingga bunyi “cek cek” lendir vagina istriku terdengar kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara lendir vagina istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat batang kontol sebesar kuda Pak Kahar mulai masuk ke dalam liang vagina istriku perlahan namun pasti.

“Kontolmu besaaar sekali? kontolmu besaaar paaak eeeccch aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu oooocccch paaaaaaakk engngngngngngngng ??. ”istriku mengejang keras saat mencapai orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang kontol sebesar kuda Pak Kahar semakin masuk ke liang vagina istriku yang berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kontol sebesar kuda Pak Kahar amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan Pak Kahar menindih tubuh istriku.

Kulihat kedua tangan Pak Kahar meremas remas kedua payudara istriku kembali, mulutnya mengulum bibir merah istriku dan istriku meladeni kuluman Pak Kahar dan kulihat lidah Pak Kahar menyusup ke rongga mulut istriku dan menjilati dalam rongga istriku yang kian terangsang kembali dimana jari-jari tangan istriku meremas remas punggung Pak Kahar dan Pak Kahar mulai menggoyangkan pantatnya dan istriku mencengkeram punggung Pak Kahar disertai nafas istriku mendengus-dengus dan tak lama kemudian pantat bahenol tersentak sentak mencapai orgasmenya ke empat.

Malam itu, Pak Kahar menyetubuhi istriku tanpa henti dan aku hanya dapat menghitung pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih dari enam kali dan akhirnya Pak Kahar menggenjot pantatnya naik turun semakin lama semakin cepat dan menghujam kan batang kontolnya disertai erangan panjang berulang ulang dari mulut istriku saat Pak Kahar menumpahkan airmaninya di rahim istriku.

Keesokkan paginya Pak Kahar baru pulang meninggalkan istriku yang hampir pingsan dan seharian istriku tak dapat turun dari tempat tidur karena liang vagina dan bibir vagina istriku membengkak. Duh… sungguh menderitanya istriku, semua itu gara-gara aku yang tak dapat menjalankan kewajibanku sebagai seorang laki-laki. Semoga kamu kuat sayangku… begitu kataku dalam hati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "ISTRIKU SEX DENGAN TUKANG BECAK"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel